Antara Jawaban dan Pertanyaan

Tulisan ini ditulis untuk seorang sahabat yang mencari sebuah pertanyaan. Karena Ia tahu sebuah jawaban tapi tak menemukan pertanyaannya sehingga ia bertanya untuk mengetahui apa pertanyaan dari jawaban yang ia dapat. So complicated. 😀

 

Benarkah semua jawaban selalu ada pertanyaan yang berkaitan di dalamnya?

Sepertinya ketika kamu bilang kalau “Mungkin ini jawaban dari Allah” waktu itu , aku tidak benar-benar ingin bertanya, pertanyaan apa yang kau ajukan pada Allah hingga Ia memberimu jawaban seperti itu.

Karena kadang kita tak sadar bahwa sekecil apapun yang tersirat dalam hati kita itu selalu mengandung sebuah pertanyaan. Contohnya, waktu aku beberapa hari yang lalu pas awal masuk kuliah semua orang selalu bilang, “Afifah kemana aja, chat nya gak aktif ya? “

Dan selalu kujawab kalau hapeku memang lagi rusak. Jadi lagi pake hape yang tidak ada OS nya. Pada awalnya aku sempet nyesel dan sedih karena selalu ketinggalan info yang 90% ada di chat.  Seperti gak tau tentang rekruitmen ini itu, masalah jadwal pelajaran, masalah acara organisasi. Intinya masalah kesempatan. Chances. Aku nggak tahu satupun. Dan meski semua handphone pasti ada menu untuk sms. Aku nggak dapat info itu kalau aku nggak nanya via sms. Bahkan temenku nyapa aku aja via chat. Dia sempet lupa dan bilang “Oh iya, kenapa nggak kepikiran buat sms ya”

Apa jangan jangan manusia zaman sekarang lupa kalau hapenya bisa buat sms ._.

Sempet KZL banget sih. Tapi gak sepenuhnya salah mereka, mungkin memang salahku juga. Habis aku juga nggak enak kalau harus nanya “ Ada info apa hari ini di grup ini..” sedangkan mahasiswa zaman ini di chat nya pasti grup nya bisa mencapai belasan di chat.

Aku mah apa atuh, kudet banget hiks hiks

Nah kembali ke persoalan awal. Jadi dari cerita colongan ku tadi sebetulnya terselip beberapa pertanyaan. Tersirat sesuatu. Kenapa Allah tidak memberi kesempatan itu untukku? Kesempatan untuk bisa ikut kelas di fakultas lain ? kesempatan untuk dipercaya ikut rekruitmen kepanitiaan ini dan itu? Apa alasan mereka tidak memberiku kesempatan hanya karena aku nggak punya chat? Kenapa aku nggak diajak untuk ngerundingin acara ini? kenapa nggak ada sms yang ngabarin kalau jadwal kelas ini pindah?  Dan yang paling inti, kenapa semua harus lewat chat ber ikon telepon hijau itu … aaaaaaaaaaaaaaa. ?

Sampai pada suatu malam. Allah mengirimkan jawabannya lewat hati dan pikiranku sendiri. Allah mengirim sebuah hidayah. Dan menjawab semua pertanyaan ku itu dalam sekejap

Semua yang terlepas dari genggamanmu hanya karena sebuah aplikasi chat itu hanyalah perkara dunia. Dan dunia tak ada artinya di dunia ini. Selama kau masih dalam nikmat Iman dan Islam, Kau akan baik-baik saja”

See?

Kadang-kadang jawaban tak selalu berasal dari pertanyaan penting. Hal-hal sepele yang sering tersirat di hati kita mengenai masalah, kegundahan, kegelisahan dan kesedihan, Allah akan berikan jawabannya. Selalu.

Dan siapa tahu itu adalah hidayah yang dikirimkannya untuk kita.

Allah tahu semua yang ada dalam hati. Even if it’s a whisper. Walau itu hanya sebuah bisikan yang tak berbisik.

Halah …

Hehehe intinya, kalau kamu ngerasa Allah memberi sebuah jawaban, pasti sebelumnya ada sebuah pertanyaan -yang tak berupa pertanyaan – yang sempat berbisik di hatimu dan mungkin esoknya kau sudah lupa jika hatimu pernah berbisik. Tapi jangan salah, bisikan itu selalu sampai ke Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha Menjawab Pertanyaan.

Maaf ya kalau belum puas. Nanti kita buat part 2 nya 😀

 

 

Teruslah bertanya dan mencari jawaban. Karena hidup sesungguhnya adalah usaha mencari jawaban-jawaban tersebut.

483804bc4cdd8d3c9289de6ca03522ab