Kind of altruistic

Terkadang ada saat dimana kau hanya ingin berdiam diri. Hari-hari melelahkan itu telah tiba dan kau tak ingin menghadapinya. Tak ingin meminta dan menolak. Tak ingin tersenyum. Tak ingin bertemu siapapun.

Dunia zona nyaman yang kau rindukan mulai kau ciptakan. Tapi nyatanya hari-hari tak lagi sama. Tak bisa lari menghindar. Tak bisa bersembunyi. Tak bisa tenang.

Rasanya ingin kembali saja, ke masa itu, saat yang kau pikirkan hanyalah sekedar khayalan, sebelum kekecewaan muncul dan mulai merayapi jiwa yang sebenarnya.

Tak apa apa.

Tak apa apa untuk sejenak beristirahat.

Sejenak saja, karena kau harus tetap kembali dan tersenyum.

Ada orang-orang yang berhak mendapatkan sisi terbaikmu, mendapatkan senyummu, mendapatkan bahagiamu. Orang-orang yang selalu tulus mendoakanmu. Orang-orang yang berharap kau bisa melewati semuanya dengan kuat dan ikhlas. Orang-orang yang harus kau bahagiakan.

Jangan lari lagi.
Kembalilah dan bersyukurlah 🙂

“Life was so easy back then. But i don’t wanna stuck in there”

-2016

So this is life

So this is life
semakin bertambah usiamu, semakin banyak tanggung jawab dan kekecewaan yang datang bersamaan.
Mencoba menggoyahkan seluruh sudut di jiwamu.
Mencoba merapuhkan getar-getar harap di hatimu.

Tapi jauh dibalik semua itu, percayalah,
Ada banyak alasan untuk mensyukuri nikmatNya yang kadang terabaikan.
Bersyukurlah 🙂

Untukmu

Dalam hari-hari akan ada saatnya untuk sedikit menyisakan tempat di rongga hatimu. Agar tak terasa sesak, agar tak terasa sesal.

Karena cahaya masuk melalui celah-celah retak, bukan permukaan mengkilap yang terlihat senyap.